Pertanyaan diatas sangat menggelitik, karena banyak orang tidak mengerti berapa pentingnya pertanyaan di atas untuk membentuk yang namanya personal branding. Pertanyaan yang sering timbul bila ditanyakan adalah people mana yang patut didengar? Jawabnya adalah orang-orang yang dapat mempengaruhi karier kita, kalau memang tujuan kita adalah membentuk karier.
Seringkali hasilnya memang mengagetkan karena apa yang orang lain katakan berbeda dengan apa yang kita harapkan. Ini seringkali dinamakan branding gap. Apa yang harus dilakukan bila hal ini terjadi? Tentu saja perlu dilihat berapa besar gapnya. Misalkan, kita ingin dilihat sebagai ahli dibidang marketing, ternyata orang melihat kita ahli didalam bidang accounting. Dalam hal ini tentu saja kita perlu melihat kembali apa yang ada didalam diri kita. Jangan jangan memang kita berbakat dibidang akunting atau keuangan.
Lalu, sebaiknya kepada siapa kita perlu meniup terompet tentang personal branding kita? Tentu saja kepada komunitas yang merupakan target kita, seperti misalnya kepada atasan, sejawat, dan bawahan kita. Kalau mau lebih luas lagi dapat juga mengikuti organisasi profesi berkaitan dengan bidang kita.
Jadi, personal branding tidak harus terkenal secara nasional bahkan dunia, melainkan ddibentuk dari komunitas terkecil dan dibangun berdasarkan reputasi sehingga dapat berkembang sesuai kapasitas kita. Selamat membangun personal branding sesuai dengan yang kita inginkan.
Taken from: wawasan. Jumat legi 14-3-2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar